Ucapan 1

Apakah Anda masih bingung untuk menemukan cara membeli atau memesan Ternak Kambing berkualitas, mencari Supplier Rutin Daging Kambing atau memesan Menu masakan ala daging Kambing tanpa harus pergi ke Pasar???

Semua yang Anda perlukan diatas akan Anda dapatkan disini!!

Latar Belakang

LATAR BELAKANG

Seiring dengan makin bertambahnya kebutuhan akan konsumsi daging kambing oleh masyarakat Indonesia pada khususnya dan masyarakat di seluruh dunia pada umunya, maka kami selaku Industri Ternak kambing professional harus selalu meningkatkan produksi ternak kambing kami dengan tetap menjaga kualitas, hygienitas dan keabsahan dari setiap produk kami menurut hukum agama ataupun hukum pemerintahan. Oleh karena itu, kami berharap sebesar – besarnya kepada seluruh komunitas publik agar sekiranya senantiasa dapat memberikan saran, kritik atau komentarnya guna perbaikan terhadap setiap fasilitas dan produk usaha kami.

Hadist

Dari Samurah bin Jundab menyatakan bahwa Rasulullah telah bersabda : “ Semua anak bayi tergadaikan dengan aqiqahnya, yang pada hari ketujuhnya disembelih hewan ( kambing ), diberi nama dan dicukur rambutnya.” [ HR Abu Dawud, Tirmidzi, Nasa’ i, Ibnu Majah, Ahmad].

Jumat, 10 Desember 2010

Hikmah Penyembelihan Hewan Qurban

Sebentar lagi umat Islam akan merayakan Hari Raya Idul Adha yang salah satu bentuk ibadah paling utama setelah sholat Id’ adalah mengalirkan darah hewan kurban. Ada banyak hikmah dan makna dibalik pelaksanaan penyembelihan hewan kurban ini. Antara lain adalah;
1.Untuk menguji kualitas keimanan kita kepada Allah swt.
Konon sejarah penyembelihan hewan kurban berasal dari sunnah Nabi Ibrahim as. Suatu hari, Nabi Ibrahim as pernah menyembelih 1000 ekor kambing, 100 ekor unta dan 100 ekor sapi. Setelah selesai melaksanakan perintah tersebut, terucap perkataan dari beliau as:”Jangankan menyembelih 1000 ekor kambing, 100 ekor unta dan 100 unta, andaikan Allah memerintahkan untuk menyembelih anak saya, maka pasti aku laksanakan perintah itu.” Sebuah perkataan yang berangkat dari rasa ketaatan dan kecintaan kepada Allah swt yang sangat dalam.
Saat itu beliau belum dikaruniai anak. Setelah bertahun-tahun beliau menunggu kedatangan seorang anak yang sangat diharapkan, yaitu Ismail as, yang saat itu masih remaja, cerdas, lucu-lucunya, sholeh, tentu perasaan sayang dan cintanya dicurahkan kepada Ismail as. Hampir hari-harinya dicurahkan untuk menumpahkan perasaan cinta dan sayangnya kepada putra semata wayang tersebut.
Disinilah datangnya ujian ketika seseorang terlalu mencintai sesuatu selain Allah swt. Siapapun yang mencintai sesuatu selain Allah secara berlebihan, baik itu mencintai anak, isteri, jabatan, harta benda atau yang lain, pasti suatu saat Allah swt akan menguji melalui sesuatu yang amat kita cintai itu.Yang tentunya, ujian itu bertujuan untuk mengangkat derajat keimanan dan kemuliaan orang-orang yang beriman. Ada yang tidak lulus diuji dan ada juga yang lulus diuji oleh Allah swt.
 
“Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk syurga, Padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya: "Bilakah datangnya pertolongan Allah?" Ingatlah, Sesungguhnya pertolongan Allah itu Amat dekat”(QS Al-Baqarah:214)
Dan termasuk hamba yang lulus dari ujian tersebut adalah Nabi Ibrahim as. Ketika Allah swt memerintahkan untuk menyembelih Ismail as, Ibrahim as tidak pernah merasa ragu dan berburuk sangka kepada Allah swt. Dalam fikirannya, tidaklah mungkin Allah swt memerintahkan sesuatu kepada hambanya kecuali pasti ada manfaat bagi hamba itu atau manfaat secara umum. Perasaan selalu berbaik sangka (husnudzdzon) kepada Allah swt inilah yang hendaknya dipelihara seorang mukmin. Dari berbagai ujian yang Allah swt berikan kepada Nabi Ibrahim as, seluruhnya dihadapi dengan tabah dan berbaik sangka kepada-Nya. Maka tidaklah mengherankan jika kemudian Allah swt memberikan gelar “Khalilullah (kekasih Allah).” Kepada Ibrahim as.
2.Sebagai sarana untuk taqorrub/mendekatkan diri kepada Allah swt.
Kurban berasal dari qoroba-yaqrabu-qurbaanan yang artinya dekat. Oleh karena itu, tujuan utama penyembelihan hewan kurban dan semua bentuk ibadah yang lain, baik ibadah mahdloh ataupun ghairu mahdloh adalah semata-mata untuk mendekatkan diri kepada Allah swt.
“Daging-daging unta dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai (keridhaan) Allah, tetapi Ketakwaan dari kamulah yang dapat mencapainya. Demikianlah Allah telah menundukkannya untuk kamu supaya kamu mengagungkan Allah terhadap hidayah-Nya kepada kamu. dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang berbuat baik”(QS Al-Hajj:37)
Tiada kenikmatan hidup ketika seseorang hamba jauh dari Allah swt. Ketika seorang hamba dekat kepada Allah swt, maka akan kita dapatkan kenikmatan dan kebahagiaan yang tidak hanya di dunia, tetapi juga kelak di Akhirat.
3.Melatih diri untuk menghilangkan sifat-sifat hayawaniyah yang ada dalam diri kita.
Di antara sifat dan karakter hewaniyah adalah sifat tamak dan serakah, tidak mau menggunakan potensi akal untuk memahami ayat/kekuasaan Allah, mempunyai mata tidak untuk melihat keagungan-Nya dan mempunyai telinga tidak untuk mendengar nasehat-nasehat keagamaan. Ada sekelompok manusia yang memiliki sifat dan karakter tersebut, yang menggunakan waktunya hanya untuk memikirkan perut dan sedikit dibawah perut. Kata Sayyidinia Ali ra:”Barangsiapa yang hanya berfikir untuk memenuhi perut, maka nilainya/harga dirinya tidak lebih dari apa yang keluar dari perut.”
Hal ini tersurat di dalam al-Qur’an :
“Dan Sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. mereka Itulah orang-orang yang lalai.”(QS Al-A’raf:179)
4. Sebagai rasa syukur atas nikmat yang Allah swt berikan kepada kita.
Jika kita mencoba menghitung nikmat Allah yang diberikan kepada kita, maka tidak akan pernah bisa untuk menghitungnya dengan cara apapun. Dari sekian banyak nikmat Allah swt itu, Dia hanya meminta kepada kita untuk memberikan kepada orang lain yang membutuhkan berupa penyembelihan hewan kurban, baik berupa kambing, sapi atau unta. Dan tentunya penyembelihan itu manfaatnya akan kembali kepada si pelaku.
“Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak. Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu; dan berkorbanlah. Sesungguhnya orang-orang yang membenci kamu Dialah yang terputus” (QS Al-Kautsar:1-3)*******


SUMBER :
HMM ( Himpunan Masyarakat Muslim ) PTFI.

Tidak ada komentar: